Wednesday, March 11, 2009

Penglihatan dan Proses Bicara

Penglihatan dan Proses Bicara
Dr. Sri Wening, AIFM

Penglihatan
Anatomi Mata
Lapisan bola mata dari dalam ke luar
1. Retina, terdiri dari saraf
2. Choroid, terdiri dari pembuluh darah
3. Sclera, yang menjadi conjuctiva

Penglihatan
Mata sebagai kamera (susunan optik)
Terdiri dari
 iris sebagai diafragma,
 Cornea bersifat transparan, lensa bersifat elastis
 Humor Aqous (cairan jernih) yang terdapat pada cavity arterior dan posterior didepan lensa
 Pupil, mengatur jumlah sinar yang masuk ke dalam mata
 Lensa
 Corpus vitrues berupa jeli
 Retina tempat bayangan objek dari luar jatuh tepat pada retina disebut sel reseptor pada penglihatan, juga disebut Foto Reseptor
Optic disk yaitu tempat dimana pembuluh darah arteri vena saraf NII yang tidak ada reseptor yang disebut dengan bintik buta (blind spot)

 Vaskularisasi pada mata
Jaringan vaskuler terdiri dari :
Choroid, terdiri dari membran Bruch dan pigmen epitelium. Bagian anterior Choroid disebut korpus siliare. Jadi sistem arteri siliaris terdiri dari Choroid, corpus siliaris dan iris. Merupakan cabang dari arteri optalmica.
 Otot-otot mata
1. Otot mata intrinsik; M. Ciliare
2. Otot Ekstrincik mata; melakukan gerakan bola mata, terbagi menjadi 3 (Conjugate, Vergence, Cyclorotary). Dilakukan oleh otot ekstrincik mata (6).
 6 otot mata ekstrensik
 M. Rectus lat dan med
 M. Rectus Sup dan Inf
 M. Oblic sup dan inf ; menggerakkan bola mata sekeliling sumbu ant-post. Gangguan gerakan bola mata disebut STRABISMUS
 Persarafan mata
1. Sensorik: N. Ciliaris panjang dan pendek
2. Motorik; N.III, N.IV, N. VI bersifat Volunter. Involunter dilakukan oleh sympatik dan parasimpatik (terjadi pada M. Siliaris dan Iris)
 Kelainan refraksi (ametropia)
1. Myopi; bayangan jatuh didepan retina. Mata ini dikoreksi dengan lensa konkaf
2. Hypermetropi; bayangan jatuh di belakang retina. Mata ini dikoreksi dengan lensa konvek
3. Astigmatisme; disini terjadi kelengkungan kornea dan lensa tidak sama. Dikoreksi dengan lensa silinder dan kontak lens.
4. Presbyopi; biasanya pada usia tua (45-50th). Elastis lensa hilang karena terjadi perombakkan protein mengakibatkan lensa kaku dan susah berakomodasi. Dikoreksi dengan SPHERIS (+)
 Retina, merupakan sel reseptor penglihatan
Terdiri dari;
 Sel kerucut (CONE) untuk warna yang berarti terang.
 Batang (rod) untuk gelap.
 Retina
Ada 10 lapisan
Mempunyai 4 tipe neuron;
1. Sel Bipolar
2. Sel ganglion
3. Sel horizontal
4. Sel Amagkrin
 Retina
Akson-akson ganglion berkumpul dan meninggalkan bola mata menjadi N.II. Sel batang dan kerucut bersebelahan dengan choroid. Lapisan pigmen pada choroid mengabsorbsi sinar yang masuk sehingga reflek sinar kembali ke retina dapat dicegah
 Retina
Kutub posterior disebut pigmen kuning (Macula lutea), bagian pusatnya disebut Fofealutea yang terdapat pada sel kerucut penting dalam ketajaman penglihatan yang tinggi
 Retina
Potensial reseptor yang terdapat pada sel retina yang disebut respon lokal. Terdiri dari;
1. Hyperpolarisasi; dilakukan rod, cone, sel horizontal
2. Hyperpolarisasi + depolarisasi; dilakukan sel bipolar
3. Depolarisasi; dilakukan sel amakrin merupakan potensial aksi pada sel gangglion
 Perbedaan antara sel batang dan kerucut
Sel Batang
(Scotopic vision);
 Reseptor penglihatan gelap
 Tidak dapat melihat detail, batas objec, fotosensitif mengeluarkan rhodopsin yang terdapat pada sel batang
 Mekanisme fotoreseptor
Rangsangan cahaya disebut juga fotosensitif terhadap rod dan cone. Cahaya direabsorbsi menjadi perubahan keaktifan saraf. Fotosensitif terdiri dari protein menjadi OPSIN dan RETINEN
(aldehid vit. A)
Sel Rhodpsin berubah menjadi prelumir rhodopsin. Prelumir terbagi menjadi 2; Scotopsin dan Retinen I. secara invitro larutan rhodopsin mengabsorbsi cahaya masimal dengan panjang gelombang 505 merupakan sensitif gelap
Jadi rhodopsin pada sel batang merupakan penglihatan gelap (scotopic Visibility Curve)
Retina dan scotopsin dilepaskan menyebabkan rod terangsang merupakan implus ke SSP.
 Rhodpsin di sel kerucut
Beda dengan protein, disini disebut photopsin berperan terhadap warna (Iodopsin) dengan warna Biru (430), Hijau (535), Merah (575).
Pada panjang gelombang +/-500, ketiga cone akan terangsang.
Pada kerucut disebut Photopic Visibility Curve
 Jalur Visual/Penglihatan
1. Peristiwa terjadi di dalam bola mata; benda yang dilihat ke cornea melalui iris pergi ke Humor aqous ke lensa dan humor vitrius langsung ke retina merupakan sel reseptor penglihatan
2. Keluar dari bola mata; melalui N. II bersilang di chiasma opticum ke Tractus optic ke Corpus Geniculatum Lateralis ke Cortex Cerebri daerah BROADMAN 17
 Proses Akomodasi
Dilakukan oleh kerjasama antara;
1. M. Siliare
2. Lensa
3. Zonulas/ligamentum suspenserium
 Mekanisme
M. Siliare relaksasi maka lensanya akan Flat dan pupil akan membesar karena banyak cahaya yang masuk sedangkan ligamentum tegang (midriasis)
Kalau M. Siliare kontraksi lensa akan mencembung ruonded dan zonulas akan mengendor, pupil akan mengecil
Proses akomodasi diatur oleh susunan saraf parasimpatik
 Proses Bicara
Cortex Serebri,
dibagi 4 lobes;
1. Frontal
2. Parietal
3. Occipital
4. Temporal

 Berdasarkan fungsinya dapat dibedakan atas
Korteks serebri
 Sensory field : fungsi persepsi
(pusat sensorik)
 Motor areas : pergerakan otot rangka
 Asosiasi areas : integrasi informasi gerak volunter
Nukleus Basalis
Sistem limbik
 Amygdala : Emosi dan memori
 Hypokampus : Learning dan memori

 Organisasi fungsi kortex serebri
Lobus oksipitalis Terletak di kepala belakang, menerima prossessing input visual.
Lobus temporalis Terletak di kepala lateral, menerima sensasi suara
Lobus parietalis Pusat sensorik primer; raba, tekan, panas, dingin, nyeri permukaaan, sensasi posisi tubuh, dan propioseptik

 Organisasi fungsi kortex serebri
Lobus frontalis
Dibedakan atas 3 fungsi;
1. Aktifitas motorik volunter; merencanakan gerakan komplek dan koordinasi gerakan komplek.
2. Korteks asosiasi preprontal; perencanaan aktifitas-aktifitas volunter dan berpikir
3. Bro’ca area; korteks primer bicara yang mengontrol otot-otot artikulasi

 Organisasi fungsi kortex serebri
Wernicke’s area Wernicke’s area  Terletak antara korteks pariental, temporal, dan lobus oksipitalis Terutama kemampuan bahasa; memahami pesan bicara dan tulisan.
Wernicke’s area menerima input visual dari korteks visual lobus oksipitalis dan input suara dari korteks auditorius lobus temporalis

 Kerusakan
o broca area; Ketidak mampuan untuk memformulasikan kata-kata (ganguan bicara) penderita tetap mengerti kata-kata dan tulisan.
o Kerusakan Wernicke’s area; Penderita tidak mengerti kata-kata yang di lihat/ didengar

 Lobus Frontal
Terletak pada bagian posterior terdapat cortex motorik
Fungsi;
1. Aktifitas motorik volunter
2. Kemampuan bicara (speaking ability)
3. Elaborasi proses berpikir

 Bagian motorik Cortex Cerebre;
1. Primary cortex motorik (Br4)
2. Premotor Cortex (B6)
Keduanya melakukan pergerakan dari otot
3. Motorik pelengkap/suplemen
 1. Primary cortex motorik (Br4)
Terletak didepan sulkus sentralis, fungsi mengatur gerakan wajah, mulut dan otot-otot bicara.
 2. Premotor Cortex (B6)
Fungsinya untuk motorik spesifik yaitu dalam pembentukan KATA. Tempatnya pada daerah BROCA (Br44) terdapat pada hemisphere kanan yang dominan.
Tempatnya ini terdapat asosiasi motorik.
Kerusakan daerah broca tak mampu mengucapkan (susunan kata-kata) hanya mampu mengucapkan yang tidak terkordinasi
Pada manusia cortex cerebre berdasarkan fungsinya terdapat;
1. Pusat asosiasi
2. Pusat komunikasi
3. Pusat intelektual

 Asosiasi
Ini terdapat pada;
1. Prefrontal
2. Temporal
3. Parieto temporo oksipital; daerah ini menghubungkan daerah motorik dan sensorik. Faal daerah ini menjalankan dan mempertahankan aktifitas mental, intelektual yang tinggi seperti BAHASA, BELAJAR dan PENILAIAN.
Pertemuan asosiasi somatik visual dan dengar disebut daerah GENERAL INTERPRETATIF AREA (GNOSTIK AREA) merupakan fungsi intergrasi antara analisa, interpretasi yang merupakan fungsi intelektual.

 Komunikasi
Terdapat;
1. Aspek sensorik
Ikut serta mata dan pendengaran, Simbol bahasa yang didengar/ditulis
Kelainan yang terdapat pada aspek sensorik menimbulkan APHASIA SENSORIK (receptive aphasia). Aphasia sensorik terdiri dari;
a. Word deafnes (Kehilangan kemampuan untuk perkataan yang diucapkan), ini disebabkan asosiasi pendengaran
b. Word blindnes (ALEXIA), kehilangan kemampuan untuk mengerti perkataan yang ditulis, ini disebabkan kerusakan pada asosiasi penglihatan
c. General sensorik aphasia (wernicke aphasia=systactical aphasia) ini terjadi untuk menyusun pikiran-pikiran dan memilih kata untuk disusun dalam kalimat yang dimengerti orang

2. Aspek motorik
Simbol-simbol bahasa dengan bicara dan menulis. Kelainan pada aspek motorik;
a. Agrafia; kehilangan kemampuan utnuk menyatakan pikiran-pikiran dengan cara menulis, biasanya kerusakan pada Gyrus frontalis inferior (area 6, dan 8 bawah)
b. Motor aphasia; kehilangan kemampuan untuk bicara (kerusakan Br 44).
Menurut HEAD, aphasia terbagi menjadi 4;
1. Verbal aphasia; kerusakan Br 44
2. Syntactical aphasia; kerusakan Br 22 past posterior
3. Nominal aphasia; kerusakan pada Br 39, gyrus angularis
4. Semamtic aphasia; kerusakan Br 40, gyrus supra marginalis

 Fungsi Intelektual
Pusat ini terdapat pada manusia
1. Untuk kemampuan berkomunikasi dengan bahasa.
2. Kemampuan untuk berpikir
3. Kemampuan untuk belajar
4. Kemampuan mengingat

No comments:

Followers